Langkah Maju dalam Perawatan Neonatal
Pendekatan Inovatif RSPAD dalam Menyelamatkan Nyawa Bayi Baru Lahir
- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Meskipun Indonesia berhasil menurunkan angka kematian neonatal sebesar 64,1 persen sejak tahun 1990, namun Indonesia masih menghadapi tantangan, khususnya dalam menangani bayi dengan penyakit kritis. Dengan angka kematian neonatal yang lebih rendah dari 15 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2021 – sekitar 50.000 kematian neonatal1 – Indonesia berupaya untuk memastikan bahwa sekitar 230.000 bayi baru lahir yang sakit kritis memiliki akses terhadap perawatan neonatal khusus dan intensif untuk mengurangi jumlah kematian neonatal.
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, yang merupakan rumah sakit militer dan kepresidenan, telah memberikan contoh utama penerapan pendekatan sederhana untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahun 2022, dengan dukungan UNICEF dan dibawah kepemimpinan Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL(K), M.A.R.S Kepala RSPAD, dan Kolonel Dr. dr. Rachmanto HSA, SpA, S.H, M.H Kepala Departemen Anak, rumah sakit ini mulai menerapkan Audit Kematian Maternal dan Perinatal – Surveilans dan Respon (AMP-SR) dan Point of Care Quality Improvement (POCQI), yang telah memperlihatkan hasil yang signifikan.
Dr. Windhi Kresnawati, seorang dokter anak yang pernah terlibat dalam keberhasilan memperkuat perawatan neonatal di rumah sakit yang didukung oleh UNICEF di Papua, membawa pengalamannya ini dalam memimpin tim di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSPAD untuk menerapkan kedua pendekatan tersebut. NICU RSPAD diresmikan pada tahun 2020 dengan Mayjen TNI Dr. dr. Yenny Purnama, Sp. A (K), M.Kes, M.A.R.S, M.H selaku Neonatologist memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut.
Kepedulian dan semangat Dr. Kresnawati untuk memastikan setiap bayi mendapatkan perawatan yang berkualitas memotivasi dirinya untuk meningkatkan pelayanan di NICU RSPAD. “Adanya kematian bayi yang dapat dicegah adalah panggilan untuk melakukan sesuatu dan mengingatkan kita untuk terus meningkatkan perawatan kita,” katanya.
Melalui penerapan AMP-SR, rumah sakit mengkaji setiap kematian neonatal secara menyeluruh untuk mengetahui cara mencegah kematian di masa depan. “AMP-SR membantu kami menentukan apakah kematian dapat dicegah dan jika demikian, bagaimana kami dapat mengubah atau memperbaiki prosedur dan administrasi untuk menyelamatkan nyawa,” jelas Dr. Kresnawati.
Belajar dari penerapan AMP-SR, tim NICU berhasil mengidentifikasi penyebab utama kematian neonatal. Untuk membantu mencegah terjadinya kematian tersebut, Dr. Kresnawati membimbing tim di NICU untuk menyelidiki lebih lanjut mengapa neonatus meninggal berdasarkan penyakit yang teridentifikasi. Hal ini mengarah pada penerapan pendekatan POCQI, yang memberdayakan seluruh petugas kesehatan terkait untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi masalah yang berkontribusi terhadap kejadian kembatian neonatal secara tepat waktu. Hal ini memungkinkan tim NICU RSPAD untuk segera menerapkan respon efektif dalam mengatasi tantangan dalam memberikan perawatan terhadap pasien. Pendekatan ini terbukti dapat segera meningkatkan kualitas perawatan neonatal dan menumbuhkan budaya pembelajaran dan adaptasi berkelanjutan. Dengan menerapkan pendekatan ini, tim berupaya memastikan bahwa NICU di RSPAD tetap menjadi yang terdepan dalam menyediakan layanan kesehatan neonatal yang berkualitas.
“POCQI memandu kami dalam mengidentifikasi permasalahan dan merancang solusi strategis, sehingga secara signifikan meningkatkan kualitas layanan kami” ujar Dr. Windhi. Melalui penerapan POCQI telah terbentuk tim peningkatan mutu di NICU, yang disebut “GENG CIHUY”, untuk mengatasi permasalahan utama dalam memberikan perawatan neonatal intensif yaitu: dukungan ventilator dan jalan napas; emergensi, resusitasi, keselamatan pasien; pencegahan dan pengendalian infeksi; laktasi dan nutrisi; dan parenteral dan perawatan perkembangan.
Dr. Kresnawati mengarahkan GENG CIHUY, yang terdiri dari lima tim kecil, untuk menerapkan strategi kunci dalam meningkatkan kualitas perawatan intensif neonatal, seperti menjaga praktik kebersihan tangan dan mengoptimalkan prosedur perawatan. Pendekatan sederhana ini telah secara signifikan mengurangi kejadian infeksi yang diperoleh selama perawatan di rumah sakit misalnya infeksi karena penggunaan ventilator.
“Pada reviu-reviu kematian terdahulu, kami mengidentifikasi penyebab kematian neonatal paling banyak adalah penyebab kematian yang dapat dicegah, hampir 7-10 kasus setiap bulannya. Kini, kami melihat penurunan yang signifikan, dimana sebagian besar kematian yang terjadi di NICU RSPAD merupakan kematian yang tidak dapat dicegah yang disebabkan oleh kelainan bawaan” cerita Dr. Windhi.
“AMP-SR dan POCQI tidak hanya memperkuat struktur pelayanan kami, tetapi juga menjadi tolok ukur kebijakan rumah sakit,” kata Letjen dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL(K), M.A.R.S. “Penerapan POCQI berperan penting dalam meningkatkan kualitas layanan kami, yang sangat penting dalam pengendalian mutu dan biaya, terutama bagi pasien yang berada dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Hasilnya, kami telah melihat pengurangan biaya operasional dan belanja pasien."
Dampak dari inisiatif ini lebih dari sekedar hasil klinis. Hal ini telah membantu rumah sakit untuk membangun tim yang kuat dan berdedikasi untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. “AMP-SR dan POCQI telah menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan di antara staf kami. Kami telah belajar untuk secara kolaboratif mengidentifikasi masalah, merancang dan menerapkan solusi, sembari memperkuat dukungan dan ketahanan bagi orang tua dan bayi,” kata Titi Ambar Asmarini, Kepala Perawat NICU.
Dr. Sulistya memiliki visi untuk memperluas dampak program ini di luar RSPAD. “Tujuan kami adalah untuk menciptakan dampak yang menular, mempengaruhi rumah sakit lain untuk mengadopsi AMP-SR dan POCQI. Kami sedang berkomunikasi dengan Pusat Kesehatan Militer untuk menyebarkan praktik ini ke seluruh rumah sakit TNI dan Polri.”
Komitmen rumah sakit terhadap peningkatan kualitas diperlihatkan dengan adanya pelatihan dan pendanaan berkelanjutan, untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari program penyelamatan nyawa ini. Pekerjaan mereka merupakan bagian penting dari upaya nasional untuk mencapai target 3.2 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang didedikasikan untuk menurunkan kematian neonatus dan anak di bawah usia lima tahun.
Kisah sukses NICU RSPAD melampaui nilai-nilai statistik yang diperlihatkan, karena rumah sakit ini memberikan contoh inovatif bagi masa depan perawatan neonatal di Indonesia.
1Improving maternal and newborn health and survival and reducing stillbirth: progress report 2023. Geneva: World Health Organization; 2023. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO